Ayah-Farren di persimpangan jalan…:P
Suami mana yang rela berjauhan dengan istri dan anak
Suami mana yang merelakan tabungan untuk rumah impian terkikis untuk biaya sekolah istri
Suami mana yang tidak was was saat istri menempuh pendidikan lebih tinggi di lingkungan kerja yang berbeda
Suami mana yang dengan bijak berkata “kembalilah, temani mamamu yang sendirian disana”
Suami mana yang disaat istri dilema, dia mendinginkan dengan “pintu menuju surga itu datang dari berbagai arah”
Suami mana yang terus menyemangati untuk bertahan, semangat dan menjemput impian bersama
Ayah mana yang tidak miris, hanya bisa mendengarkan celoteh anaknya di telepon
Ayah mana yang tidak sedih tidak bisa memeluk, menggendong, bergulat, bermain dengan si kecil
Ayah mana yang tidak terbebani saat tidak bisa mengajak si kecil ke masjid, sholat, mengaji bersama dan bercerita tentang alam semesta dan isinya
Ayah mana yang tidak ingin memainkan action figure, mobil dan bergumam sound effect bersama si kecil
Ayah mana yang tidak rindu dengan kepintaran, keceriwisan dan kelucuan si kecil
Ayah mana yang tidak kangen dipeluk dan disambut si kecil ketika pulang kerja “ayahkuuuuuu… aku hari ini huebaaat, ayah punya hadiah apa?”
Dibalik semua yang kamu rasakan, kami pun merasa sedih, rindu, was was, tetapi rasa syukur yang terdalam, rasa bangga dan rasa senang membuat kami bertahan, dan makin merasa KAMU KEKASIH TERHEBAT! Terima kasih telah membuatku merasa hebat juga 😉
aku manusia yang paling butuh kamu, membutuhkanmu
jangan lelah menghadapiku….
biarkan aku jadi yang terhebat
jadilah kamu kekasih yang kuat
genggam tanganku bernyanyi bersama
karena kamu kekasih terhebat
siswiblog 